Tau superman? itu loh superhero yang rambutnya klimis itu. Yang pake jubah merah dan pake baju berlabel S nya gede banget. Dalam crita fiksi komik atau film, superman adalah seorang pahlawan yang memiliki kesektian luar biasa. Salah satu kesaktiannya adalah ia bisa terbang dengan jubah merahnya itu dan visinya ingin menyelamatkan bumi dari kejahatan. Wuiih hebat bener kan??
saya yakin temen temen temen semua pada kenal sama superman. Apalagi semasa kecil kita sering membaca komik dan nonton filmnya. Bahkan kitapun sering terobsesi jadi superman, kepengen bisa terbang supaya bisa nyelametin orang orang lemah di sekitar kita.Namun saat itu kita begitu mudah untuk melakukan hal yang sama seperti superman.Pengen terbang gampang, kita hanya butuh sarung yang di ikatkan di leher. Sambil mengacungkan tangan dan berlarian, dan saat sarung kita menggelegar saat itu pula kita yakin bahwa kita sedang terbang. Untuk menyelematkan bumi dari kejahatan. Syaaaar Wuuush "suaranya".
Tapi taukah teman? bahwa semakin besar kita, semakin lanjut usia kita.Kita kalah denga kita semasa kecoil dulu. Ternyata semakin besar kita, kita malah semakin takut jadi superman. Entah mengapa?. sadarkah kita tak seberani dulu, kita yang pernah terbang dengan penuh keyakinan walau sederhana dengan seikat sarung saja. Perlahan keberanian itu hilang beranjak dengan bertambahnya usia dan kepentingan kita. Mungkin imajenasi kita terkekang dengan formalitas formalitas yang ada. Pikiran kita di kotak kotakan dengan situasi yang sebenarnya tidak kita inginkan. Dan hasilnya sumber expresi kita terpenjara.
Terpenjaranya ekspresi kita, itu berarti kita bergerak tidak luas.Kita sering kesulitan mengapresiasikan minat kita. Kita malah terbiasa melakukan aktifitas formal yang sebenarnya membosankan. Kita selalu di ajarkan harus selalu benar dan ikut ikutan. Akhirnya kita malah jau dengan mimpi kita.
Trnyata bukan dalam hal jadi superman saja kita takut.Saya rasa dalam hal lain pula kita takut. Contoh semasa kecil pernah mimpi jadi dokter, dengan maen dokter dokteran. Tapi kenyataan besarnya malah takut jarum suntik. kita pernah mimpi jadi tentara, dengan maen tembakan yang terbuat dari batang bambu dan perang perangan. Kenyataan besarnya ga berani pegang senjata dan kabur di situasi perang.Dan banyak lagi contoh mimpi mimpi lainya yang tak bisa kita relisasikan karena kita takut jadi superman.
Dan apa sebenarnya kesimpulan cerita di atas. Mari coba kita tengok semasa kecil kita bisakah kita tengok mimpi kita semasa kecil dulu. Apa permainan kita waktu kecil dulu, bisakah kita seyakin dulu dan se antusias dulu. Dan ingatlah kata pepatah biljak " Menarilah bagaikan tiada orang yang melihat, bernyanyilah seperti tiada orang yang mendengar, dan tertawalah sebelum tertawa itu di larang". Hahaha uups maaf kayanya yang terakhir ngarang. piis